Kota Tua Banyumas
OPINI | 01 November 2012 | 11:09
Monumen Jendral Gatot Soebroto. Foto milik Kusmanto
Banyumas adalah kota tua yang pernah berjaya dan pernah sebagai pusat pemerintahan.
Tetapi setelah pusat pemerintahan dialihkan ke Purwokerto, situasi berubah drastis.
Saat ini situasinya sangat memprihatikan dan bisa dikatakan sebagai :
Kota yang pernah berjaya tetapi sedang tidur terlalu lama karena ditinggalkan pemiliknya.
Di suatu hari; disaat saya masih kecil dan setelah mandi sore hari, saya
sering duduk dengan seorang guru. Guru tersebut banyak cerita tentang
aneka dogeng atau legenda di nusantara kita ini.Tetapi setelah pusat pemerintahan dialihkan ke Purwokerto, situasi berubah drastis.
Saat ini situasinya sangat memprihatikan dan bisa dikatakan sebagai :
Kota yang pernah berjaya tetapi sedang tidur terlalu lama karena ditinggalkan pemiliknya.
Salah satunya adalah cerita tentang asal usul desa Banyumas.
Desa yang kekurangan air, kemudian ada mujisat sehingga air berkualitas emas.
Itu adalah cerita jaman dahulu. Sekarang ini, saya
tidak pernah tau dan tidak tertarik lagi untuk mencari tahu kebenarannya
cerita itu.
Yang menjadikan saya tertarik ke Banyumas adalah ketidak sengajaan saya saat pulang dari wisata pantai selatan pulau Jawa bagian Barat.
Yang menjadikan saya tertarik ke Banyumas adalah ketidak sengajaan saya saat pulang dari wisata pantai selatan pulau Jawa bagian Barat.
Kompasiana Purwokerto: Bapak Singgih dan Ardhisa. Difoto oleh Kusmanto
Dan ternyata dalam kurun waktu 2 mingguan kami berjumpa dua kali.
Saya datang lagi karena memang ingin foto bersama anak istri dikota tua Banyumas.
Saat pertama kali berkunjung ke kota Banyumas;
suasana saat itu sudah malam hari, sehingga kami hanya bisa berfoto apa
adanya saja.
Tujuan saya saat ini hanya sekedar melihat bangunan kuno dan menandai posisi GPS di foto.
Dengan demikian suatu waktu saya bisa tau lokasi tersebut dan saya bisa datang lagi tanpa kesasar.
Ada banyak bangunan bekas Belanda yang sudah sangat hancur. Tetapi ada
juga yang masih dirawat dengan baik, walau pemiliknya berada diluar kota
atau di Jakarta.Tujuan saya saat ini hanya sekedar melihat bangunan kuno dan menandai posisi GPS di foto.
Dengan demikian suatu waktu saya bisa tau lokasi tersebut dan saya bisa datang lagi tanpa kesasar.
Sayang sekali, bangunan dan lingkungan kota tua yang pernag bersejarah menjadi lapuk dimakan waktu.
Masa kejayaan pabrik gula. Foto milik Kusmanto
Masa Kejayaan Pabrik Gula Kalibagor sudah berakhir lama. Foto milik Kusmanto
Rumah tua jaman Belanda pada saat jayanya pabrik gula. Foto milik Kusmanto
Dirumah ini saya belum berkesempatan untuk
foto istri saya dengan pakaian jaman kuno dan sedang bermain dengan
anak. Rencananya lain waktu akan kesini lagi. Foto milik Kusmanto
Setelah makan sate jamur pak Singgih segera kami menuju kota Banyumas.
Tujuan kami adalah bekas kantor pemerintahan sebelum dipindahkan ke kota Purwokerto.
Pintu gerbang Pendopo. Foto milik Kusmanto
Pak Singgih di area Pendopo. Foto milik Kusmanto
Tugu didepan pendopo. Sayang sekali ada kabel listrik di lampu tugu. Foto milik Kusmanto
Gamelan didalam museum wayang. Foto milik Kusmanto
Patung di depan museum wayang. Foto milik Kusmanto
Di tempat ini juga ada museum wayang.
Kemudian kami berfoto diluar area pendopo.
Tampak ada bangunan rumah tahanan bekas Belanda, tetapi tampak muka nya sudah direhab.
Rumah tahanan di depan samping kiri pendopo. Foto milik Kusmanto
Disebalaj kanan pendopo ada Mesjid tua dan bersejarah. Foto milik Kusmanto
Kemudian kami berjalan sekitar dua menit dan tibalah kami di sekolah jaman Belanda yang masih berfungsi sebagai sekolah.
Foto pak Singgih dan pak Ardhiasa didepan gedung sekolah. Difoto oleh Kusmanto
Pulang dari gedung sekolah, saya berfoto anak istri saya disekitar pendopo.
Jendela jaman Belanda. Foto milik Kusmanto
Lampu jaman kuno. Foto milik Kusmanto
Seorang ibu dengan anaknya sedang bercanda di pendopo. Foto milik Kusmanto
Seorang anak sedang bermain di tangga pendopo. Foto milik Kusmanto
Kota tua yang telah kami tandai lokasi GPS nya. Tetapi kami juga dipandu oleh kompasiana Purwokerto, bapak Ardhiasa.
Sebenarnya masih banyak yang bagus atau rusak. Tetapi kami memilih yang bagus untuk kami foto.
Setelah kami minta ijin dengan penunggu rumahnya, maka kami sangat hati hati.
Maklum lah, yang punya berada diluar kota. Dan didalamnya memang sudah tua.
Yang menarik untuk kami berfoto disana adalah kesan rumah tua.
Saat saya kecil, pernah kami tinggal (bukan milik kami) di rumah sangat tua.
Ayah saya juga hobby foto. Tetapi jaman itu ditahun 1970an masih dengan film.Saat saya kecil, pernah kami tinggal (bukan milik kami) di rumah sangat tua.
Ada banyak foto, tetapi entah kemana dan sayangnya tidak ada lagi foto foto jaman dahulu.
Dengan adanya foto ini, minimal saya bisa berfoto dirumah tua dengan kesan kuno.
Keluarga kecil yang bahagia. Foto milik Kusmanto
Kompasiana Purwokerto, Ardhiasa, James Bond tanpa pistol tetapi dengan kamera. difoto oleh Kusmanto
Foto milik Kusmanto
James Bond tanpa pistol tetapi dengan kamera. Difoto oleh Kusmanto
Foto milik Kusmanto
Anak kecil pegang batu untuk tante Esther Esther yang suka menulis di kompasiana. Foto milik Kusmanto
Pak Singgih dengan keponakannya. Di foto oleh Paparazi Purwokerto - Ardhiasa
Kami harus isi tenaga dahulu sebelum beraktivitas lagi.
Tentang rumah makan sate jamur bapak Singgih sudah saya tulis dalam artikel juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar